Sabtu, 01 Juli 2017

Tes dan Evaluasi



Kali ini saya akan membahas tentang tes dan evaluasi dalam tugas resume materi 3 setelah UTS untuk tugas individu mata kuliah Psikologi Pendidikan

TES STANDAR DAN PENGAJARAN

Apa itu tes standar?
Tes standar atau tes yang dibakukan mengandung prosedur yang seragam untuk menentukan nilai dan administrasinya. Tes standar bias membandingkan kemampuan murid dengan murid lain pada usia atau level yang sama, dan dalam banyak kasus perbandingan ini dilakukan di tingkat nasional.

Tujuan tes standar
Tes standar biasanya bertujuan untuk :
·         Memberikan informasi tentang kemajuan murid
·         Mendiagnosis kekuatan dan kelemahan murid
·         Memberikan bukti untuk penempatan murid dalam program khusus
·         Memberikan informasi untuk merencanakan dan meningkatkan pengajaran atau instruksi
·         Membantu administrator mengevaluasi program
·         Memberikan akuntabilitas

Perhatian terhadap akuntabilitas telah menunculkan tes berbasis standar, yang menilai kemampuan/keahlian yang diharuskan dipunyai murid sebelum mereka naik ke kelas berikutnya atau ke jenjang universitas. Sedangkan tes beresiko tinggi adalah menggunakan tes dengan cara sedemikian rupa yang mengandung konsekuensi penting bagi murid, memengaruhi keputusan seperti apakah murid itu akan naik kelas atau lulus.

Kriteria untuk mengevaluasi tes standar
Diantara kriteria paling penting untuk mengevaluasi tes standar adalah norma, validitas, realibilitas, dan keadilan.

TES KECAKAPAN DAN PRESTASI

Ada dua tipe utama tes standar : tes kecakapan dan tes prestasi.

Membandingkan tes kecakapan dan prestasi
Tes kecakapan (aptitude test) didesain guna memprediksi kemamp[uan murid untuk mempelajari suatu keahlian atau menguasai sesuatu dengan pendidikan dan training tingkat lanjut. Tes kecajkapan ini mencakup tes kemampuan mental umum seperti tes kecerdasan (Stanford-binet, Wechsler scales, dan sebagainya). Sedangak tes prestasi dimaksudkan untuk mengukur apa yang telah dipelajari atau keahlian apa yang telah dikuasai murid. Namun perbedaan antara tes prestasi dengan tes kecakapan terkadang kabur. Kedua jenis tes ini menilai status murid, pertanyaan yang dipakai kebanyakan mirip, dan biasanya hasil dari dua jenis tes ini mempunyai korelasi yang tinggi.

Jenis-jenis tes prestasi standar
Ada sejumlah tes prestasi standar. Salah satu cara umum untuk mengklasifikasikannya dalah sebagai survey batteries, specific subject test atau diagnostic tests.
Survey batteries. Sebuah suvey battery adalah sekelompom tes pokok persoalan individual yang di desain untuk murid level tertentu. Survet batteries adalah tes standar nasional yang banyak digunakan. Beberapa baterai yang umum adalah tes California achievement, terra nova comprehensive test for basic skills, iowa tests of basic skills, metropolitan achievement test, dan Stanford achievement test series.
Test untuk subjek spesifik. Karna tes ini difokuskan pada area spesifik, tes ini biasanya menilai suatu keahlian secara lebih mendetaildan ekstensif ketimbang survey battery.
Tes diagnostic. Diagnostic testing terdiri dari evaluasi area pembelajaran spesifik secara relative mendalam. Tujuannya adalah menentukan kebutuhan pembelajran sp[esifik dari murid sehingga kebutuhan itu dapat dipenuhi melalui instruksi regular atau remedial.

Ujian Negara beresiko tinggi
Begara telah lama mewajibkan ujian atau tes tetapi penekanannya berubah belakangan ini. Sebelum 1990-an isinya tidak berhubungan erat dengan apa yang diajarkan dan dpelajari di kelas. Ujian Negara hanya memberikan tinjauan umum atas seberapa baik murid di suatu Negara bagian dalam nata pelajaran tertentu, terurtama membaca dan matematika.

Keuntungan dan penggunaan tes beresiko tinggi. Sejumlah pembuatan kebijakan berpendapat bahwa ujian Negara beresiko tinggi memberikan sejumlah efek p[ositif:
·         Meningkatkan kinerja murid
·         Lebih banyak waktu untuk mengajarkan pelajaran yang diujikan
·         Ekspektasi tinggi untukn semua murid
·         Identifikasi sekolah, guru, dan administrator yang berkinerja payah
·         Meningkatkan rasa percaya diri di sekolah setelah ujian naik


sumber :
Santrock, J.W. 2007. Psikologi Pendidikan (edisi kedua). (Penerj. Tri Wibowo B.S).
Jakarta: Kencana.



semoga bermanfaat dan sampai jumpa di post saya selanjutnya



Pengelolaan Kelas



Kali ini saya akan membahas tentang pengelolaan kelas dalam tugas resume materi 2 setelah UTS untuk tugas individu mata kuliah Psikologi Pendidikan

Mengelola Kelas

Manajemen kelas yang efektif akan memaksimalkan kesempatan pembelajaran murid. Secara historis dalam manajemen kelas guru dianggap sebagai pengatur. Dalam tren yang lebih menekankan pada pengajar, guru dianggap sebagai pemandu, coordinator dan fasilitator. Pada semua level pendidikan, manajer kelas yang baik mendesain lingkungan fisik kelas untuk pembelajaran yang optimal, menciptakan lingkungan yang positif untuk pembelajaran, membangun dan menegakkan aturan, mengajak murid bekerja sama, mengatasi problem secara efektif, dan menggunakan strategi komunikasi yang baik.

Dalam menganalisi lingkungan kelas, Walter Doyle (1986) mendeskripsikan enam karakteristik yang merefleksikan kompleksitas dan potensi problemnya:
·         Kelas adalah multidimensional
·         Aktivitas adalah secara simultan
·         Hal-hal terjadi secara cepat
·         Kejadian sering kali tidak bias diprediksi
·         Hanya ada sedikit privasi
·         Kelas punya sejarah

MENDESAIN LINGKUNGAN FISIK KELAS

Prinsip penataan kelas
Berikut ini empat prinsip dasar yang dapat dipakai:
·         Kurangi kepadatan di tempat lalu-lalang
·         Pastikan bahwa anda dapat dengan mudah melihat semua murid
·         Materi pengajaran dan perlengkapan murid harus mudah diakses
·         Pastikan murid dapat denagn mudah melihat semua presentasi kelas

Gaya penataan
Dalam penataan kelas ada beberapa gaya penataan seperti :

·         Gaya auditorium tradisional, semua murid duduk mengahadap guru

·         Gaya tatap muka, murid saling menghadap

·         Gaya off-set, sejumlah murid duduk dibangku tetapi tidak duduk berhadapan langsung satu sama lain

·         Gaya seminar, sejumlah besar murid duduk di susunan berbentuk lingkaran atau persegi atau bentuk U

·         Gaya klaster, sejumlah murid bekerja dalam kelompok kecil


MENCIPTAKAN LINGKUNGAN YANG POSITIF UNTUK PEMBELAJARAN

Strategi umum
Mencakup penggunaan gaya otoritatif dan manajemen aktivitas kelas secara efektif.

Menggunakan gaya otoritatif. Gaya manajemen kelas otoritatif berasal dari gaya parenting. Guru yang otorirtatif akan punya murid yang cenderung mandiri, tidak cepat puas, mau bekerja sama dengan teman, dan menunjukkan penghargaan diri yang tinggi. Gaya otoritatif bertebntangan dengan strategi otoritarian dan persimisif yang tidak efektif. Gaya manajemen kelas otoritarian adalah gaya yang restriktif dan punitive. Focus utamanya adalah menjaga ketertiban kelas bukan pada pengajaran dan pembelajaran. Guru otoriter sangat mengekang dan mengontrol murid dan tidak banyak melakukan percakapan dengan mereka. Dan muridnya cenderung pasif, tidak mau membuat inisiatif aktivitas, mengekspresikan kekhawatiran tentang perbandingan social, dan memilikki keterampilan komunikasi yang buruk. Sedangkan gaya manjemen kelas yang permisif memberi banyak otonomi pada murid tapi tidak memberi banyak dukungan untuk pengembangan keahlian pembelajaran atau pengelolaan perilajku mereka. Tidak mengejutkan, murid di kelas permidif ini cenderung punyta keahlian akademik yang tidak memadai dan control diri yang rendah.

Mengelola aktivitas kelas secara efektif. Berikut ini kita akan fkus pada beberapa perbedaan antara manajer kelompok kelas yang efektif dan tidak efektif dan tidak efektif. Maanajer kelas yang efektif :
·         Menunjukkan seberapa jauh mereka “mengikuti”
·         Atasi situasi tumpang-tindih secara efektif
·         Menjaga kelancaran dan kontinuitas pelajaran
·         Libatkan murid dalam berbagai aktivitas yang menantang

Mengajak murid bekerja sama

Menjalin hubungan positif dengan murid. Sebuah studi menemukan bahwa selain membuat aturan prosedur yang efektif , manajer kelas yang efektif juga menunjukkan perhatian pada murid. Perhatian ini menyebabkan kelas yang dirasakan aman dan nyaman bagi murid dan mereka merasa diperlakukan secara adil.

Mengajak murid untuk berbagi dan mengemban tanggung jawab. Beberapa pakar manajemen kelas percaya bahwa berbagi tanggung jawab dengan murid untuk membuat keputusan kelas akan meningkatkan komitmen atau kepatuhan murid pada keputusan itu.



sumber :
Santrock, J.W. 2007. Psikologi Pendidikan (edisi kedua). (Penerj. Tri Wibowo B.S).
Jakarta: Kencana.


semoga bermanfaat dan sampai jumpa di post saya selanjutnya

Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus


Kali ini saya akan membahas tentang pendidikan pada anak berkebutuhan khusus dalam tugas resume materi 1 setelah UTS untuk tugas individu mata kuliah Psikologi Pendidikan

Pelajar yang Tidak Biasa
Pelajar yang “tidak biasa” (exceptional) adalah anak-anak yang memiliki gangguan atau ketidakmampuan dan anak-anak yang tergolong berbakat.  Dahulu istilah “ketidakmampuan” (disability) dan “cacat” (handicap) dapat dipakai bersama-sama, namun kini kedua istilah itu dibedakan. Disability adalah keterbatasan funsi yang membatasi kemampuan seseorang. Handicap adalah kondisi yang duinisbahkan pada seseorang yang menderita ketidakmampuan.

1.       Gangguan Indra
·         Gangguan penglihatan (tuna netra)
Segelintir murid hanya diminta menggubnakan kacamata jika memiliki masalah pada mata mereka tetapi anak yang memiliki masalah yang serius pada mata mereka dapat dikategorikan memiliki penglihatan yang rusak. Ini termasuk murid yang menderita low vision dan murid buta. Penderita low vision punya jarak pandang antara 20/70 dan 20/200 apabila dibantu lensa korektif. Mereka dapat membaca dengan bantuan kaca pembesar. Anak yang educationally blind/ anak yang buta edukasional tidak bias menggunakan penglihatan mereka untuk belajar dan harus menggunakan pendengaran dan sentuhan mereka untuk belajar. Banyak anak buta ini memiliki kecerdasan normal dan berprestasi secara akademik apabila diberi dukungan dan bantuan belajar yang tepat.
·         Gangguan pendengaran (tuna rungu)
Banyak anak yang memiliki masalah pendengaran mendapatkan pengajaran tambahan di luar kelas regular. Pendekatan pendidikan untuk membantunya ada dua yaitu pendekatan oral dan manual. Pendekatan oral antara lain menggunakan metode membaca gerak bibir, speech reading, dan sejenisnya. Pendekatan manual adalah dengan bahasa isyarat dan mengeja jari. Bahasa iosyarat adalah system gerakan tangan yang melambangkan kata. Pengejaan jari adalah “mengeja” setiap kata dengan menandai setiap huruf dari satu kata.
2.       Gangguan fisik (tuna daksa)
Antara lain adalah gangguan ortopedik, seperti gangguan karena cedera di otak, dan gangguan kejang-kejang.
3.       Retardasi mental (tuna grahita)
Ciri utama retardasi mental adalah lemahnya fungsi intelektual. Selain intelegensinya rendah, anak dengan retardasi ental juga sulit menyesuaikan diri dan susah berkembang. Retardasi mental adalah kondisi sebelum usia 18 tahun yang ditandai dengan rendahnya kecerdasan dan sulit beradaptasi dengan kehidupan sehari-hari.
4.       Gangguan bicara dan bahasa
Antara lain masalah dalam bebicara seperti gangguan artikulasi, gangguan suara, gangguan kefasihan bicara dan problem bahasa seperti kesulitan menerima informasi dan mengekspresikan bahasa.

Ketidakmampuan Belajar
Mencakup problem dalam kemampuan mendengar, berkonsentarasi, berbicara, berpikir, memori, membaca, menulis, mengeja, dan atau keterampilan social. Meningkatkan kemampuan anak yang mengalami masalah dalam belajar ini adalah tugas sulit dan umumnya membutuhkan intervensi intensif agar mereka mampu memberikan hasil yang baik. Belum ada model program yang terbukti efektif untuk semua anak yang memiliki masalah ketidakmampuan belajar ini.

Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)
Adalah bentuk ketidakmampuan anak yang ciri-cirinya antara lain kurang perhatian, hiperaktif, dan impulsive. Banyak anak dengan ADHD sulit diatur, kurang toleransi terhadap rasa frustasi, dan punya masalah dalam berhubungan dengan teman sebaya. Sebab utama ADHD belum ditemukan akan tetapi ada pendapat tentang penyebabnya seperti rendahnya level neurotransmitter, abnormalitas prental, dan abnormalitas postnatal.
Gangguan perilaku emosional
Terdiri dari problem serius dan terus-menerus yang berkaitan dengan persoalan pribadi atau sekolah, dan juga berhubungan dengan karakteristik sosioemosional yang tidak tepat. Ada bermacam macam istilah untuk mendeskripsikan gangguan emosional dan perilaku, antara lain emotional disturbances, behavior disorders, dan maladjusted children. Istilah serious emotional disturbances (sed) baru baru ini dipakai untuk mendeskripsikan anak sdengan tipe problem ini yang membutuhkan pembelajaran tersendiri.

sumber :
Santrock, J.W. 2007. Psikologi Pendidikan (edisi kedua). (Penerj. Tri Wibowo B.S).
Jakarta: Kencana.

semoga bermanfaat dan sampai jumpa di post saya selanjutnya