Sabtu, 04 Maret 2017

Contoh pembelajaran classical conditioning, operant conditioning, dan cognitive


Belajar adalah "perubahan perilaku yang relatif permanen yang dibentuk melalui pengalaman" dan tidak semua perubahan perilaku merupakan hasil belajar serta perubahan perilaku yang dikarenakan obat, kelelahan, maturasi, dan luka BUKAN belajar.
Berikut ini adalah 3 tipe pembelajaran dan contohnya yang telah kelompok 3 rangkum dalam tugas Psikologi Pendidikan dengan anggota sebagai berikut:

⧪ Ramadani Barus (16-007)
  Wulan Azizah (16-012)
   Hani Nur Yulianti (16-019)
  Putri Ayuni (16-035)
  Neforius Halawa (16-058)
  Franisa M Ketaren (16 -060)
⧪  Glory Sepsi Sinaga (16-078)


Ada 3 tipe pembelajaran yaitu :

1. Classical conditioning (pengkondisian klasik) 
Ivan Pavlov 

Classical conditioning berpendapat "suatu bentuk belajar dimana stimulus netral (CS) di pasangkan dengan stimulus alamiah (UCS)".
Tokoh : Ivan Pavlov

contoh :

➤Dulu saya pernah mendengar decitan ban mobil dari sebuah kecelakaan dan saya merinding. Namun sekarang ketika saya hanya mendengar decitan ban saja saya merasa merinding. (Hani Nur Yulianti)

➤Setiap pagi mama selalu berlangganan dengan tukan sayur. Si tukang sayur selalu naik sepeda motor. Pada hari hari pertama kali ,bapak tukang sayur selalu parkir tepat didepan rumah dengan suara khas motornya dan kemudian membunyikan klakson yang membuat mama keluar dari rumah untuk membeli sayur.Tapi hari hari berikutnya mendengar suara motornya si tukang sayur saja mama langsung keluar membeli tanpa si tukang sayur membunyikan klakson. UCS =klakson CS = suara motor   UCR dan CR = mama keluar rumah (Glory Sepsi Sinaga)

➤Sekitar 5 tahun yang lalu ayah saya membeli motor yang khusus buat ke kantor dan ke ladang saja karna berhubung kantor ayah saya dekat dengan rumah tempat kami tinggal (kira-kira 300 meter dari rumah). Jadi ayah saya membeli motor yang sudah model lama dan suaranya memang khas sekali. Jadi ketika ayah saya pulang kerja kami selalu membukakan pintu belakang untuknya. Kemudian ayah saya menggunakan motor barunya tersebut dengan suara yang khas kemudian setelah sampai dibelakang ia membunyikan klakson motor sebagai tanda minta dibukakan pintu. Nah kejadian ini berulang sampai beberapa kali. Namun, setelah beberapa kali melakukan hal itu pas akhirnya ayah tidak menggunakan klakson lagi karna takut mengganggu. Kemudian karna ayah tidak menggunakan klakson lagi dan saya pun terbiasa dengan suara motor ayah saya. Jadi, saya belajar untuk mengenal suara motor ayah saya dan langsung membuka pintu tanpa adanya tanda bunyi klakson. (Franisa M Ketaren )

➤Pada waktu saya masih di sekolah dasar, kami memelihara ayam kampung yang kami tempatkan di dalam kandang. Kandang ayam ini sangat dekat dengan pintu belakang rumah. Orang tua saya memberi pakan ayam itu setiap pagi dan sore. Ketika ayah saya mau memberi pakan ayam-ayam itu (unconditional stimulus) maka ayam itu akan berlarian di dalam kandangnya (unconditional respon). Tetapi ketika pada pagi hari saya ke belakang rumah dan membuka pintu yang mengeluarkan bunyi dan memberi pakan pada ayam maka ayam itu juga berlarian di dalam kandang. Pada hari selanjutnya setiap kali ada bunyi pintu yang terbuka (conditional stimulus) maka ayam-ayam itu juga beralari di dalam kandangnya (conditional respon).(Neforius Halawa)

➤Belakangan ini sangat saya menyukai mie ayam yang lewat didepan kos-kosan. Penjual mie ayam (unconditional stimulus) tersebut berjualan dengan cara berkeliling dengan menggunakan gerobak dorong. Dan sebagai penanda, penjual mengeluarkan sebuah bunyi yang dihasilkan oleh ketukan mangkuk kaca dan sendok (conditioned stimulus). di saat-saat awal saya membeli mie ayam tersebut hanya ketika penjual mie ayam  itu telah berada hampir di depan rumah (unconditioned responses). Namun, lama kelamaan saya terbiasa dengan bunyi yang dikeluarkan oleh penjual itu. Dan akhirnya sekarang ini hanya dengan mendengar suaranya saja saya langsung berlari keluar rumah (conditioned Response) (Putri Ayuni )

2. Operant conditioning ( pengkondisian operan )

E. Thorndike

B.F. Skinner

Operant conditioning berpendapat  "belajar dimana konsekuensi dari perilaku mengarahkan pada perubahan probabilitas terjadinya perilaku".
Tokoh : Edward Thorndike, B.F. Skinner

contoh :

➤Saat saya berusia 5 tahun, jika saya berhasil puasa satu bulan penuh di bulan ramadhan maka saya akan mendapatkan uang sebagai imbalan. sekarang walaupun saya tidak mendapatkan uang sebagai imbalan, saya tetap berpuasa satu bulan penuh. (Hani Nur Yulianti)

➤Saya sangat gemar melukis hal apapun, alam, ruangan bahkan manusia. Tetapi saya selalu merasa tidak percaya diri dan tidak berani menunjukkan hasil lukisan saya. Sampai saat teman saya menemukan lukisan yang saya sembunyikan dan berkata bahwa lukisan saya bagus, kemudian hari saya menunjukkan lukisan saya pada teman yang lainnya dan mereka juga memuji lukisan saya dan sampai sekarang saya cukup percaya diri untuk menjual hasil lukisan saya yang meggambarkan wajah.(Putri Ayuni)

➤Sekitar 5 bulan yang lalu ketika saya masih menduduki semester 1, saya diberi arahan oleh orang tua saya agar saya jangan boros. Jadi, saya diberikan uang saku mingguan. Ayah saya berkata jika saya tidak boros dan di akhir semester saya memiliki sisa uang saku maka handphone saya akan diganti dengan yang baru. Pada akhirnya saya mencoba untuk tidak boros dan menyisakan uang saku saya. Kemudian ayah saya menepati janjinya dan mengganti handphone saya dengan yang baru. (Franisa M ketaren)

➤Saya masih mengingat jelas,ketika masih di sekolah dasar hampir setiap pulang sekolah saya dan kakak laki laki saya harus tidur siang tapi kami berdua selalu melanggar hingga suatu saat ayah akan menjanjikan kami nasi goreng buatannya dan itu berhasil membuat kami berdua jadi tidur siang. Tapi pernah suatu saat kami berdua malah memilih menonton televisi kami pun dimarahi ayah dan dilarang menonton televisi selama 3 hari. Akhirnya kami pun tidak pernah melanggar lagi.(Glory Sepsi Sinaga)

➤Seorang anak yang dulunya selalu mendapat peringkat, kemudian dia memperoleh nilai rapot yang menurun dan begitu juga dengan peringkatnya yang menurun. Kemudian orang tuanya menegurnya dan memberi anak itu nasehat, kemudian anak tersebut lebih giat belajar dan bisa kembali mendapat nilai ujian yang bagus, dan peringkat nya juga naik.(Wulan Azizah)

3. Cognitive (kognitif)
Albert Bandura

Cognitive berpendapat "belajar merupakan suatu peristiwa mental yang berhubungan dengan berpikir, perhatian, persepsi, pemecahan masalah dan kesadaran".

Tokoh : Albert Bandura

contoh :

➤Saat bermain game balap saya mencari cara agar bisa menjadi juara 1 yaitu mencari jalan potong.  (Hani Nur Yulianti)

➤Salah satu hobby saya adalah mendengarkan lagu. Jadi, pada saat saya mendengarkan lagu saya menikmati lagu tersebut dengan baik. Kemudian di lain waktu saya mendengarkannya lagi. Nah, kemudian di lain waktu lagi saya mendengarkan lagi itu dan tidak sengaja saya ikut bernyayi dan menyanyikan lagu itu dengan lirik yang pas. Disini saya tidak sengaja belajar mengingat lirik lagu tersebut dan ikut bernyanyi.(Franisa M Ketaren)

➤Sekitar kelas satu SD saya sering diajak saudara ayah saya ke pasar untuk membeli buah-buahan. Setiap kali kami ke pasar kami selalu berjalan kaki karena pasar tersebut tidak terlalu jauh. Kami selalu melewati jalan yang berbeda setiap pergi ke pasar, dan setiap pulang dari pasar maka saudara ayah saya akan pura-pura lupa sehingga dia membuat saya mengingat setiap jalan yang sudah kami lewati walaupun saya sering lupa jalannya. Ketika saya bilang bahwa saya lupa jalannya maka saudara ayah saya ini akan tersenyum dan kembali menunjukan jalan yang tepat.(Neforius Halawa)

➤Awal mula saya bermain rubik, berhari-haripun saya tidak dapat menyelesaikan tata letak warna rubik tersebut. Saya berlatih dan mempelajari teknik singkat agar dapat mempelajari rubik tersebut secara otodidak. Dan karena mempelajari dan menghafal langkah demi langkah teknik secara rutin hingga akhirnya  saya dapat menyelesaikan rubik hanya dalam hitungan menit. (Putri Wahyuni )

➤Saya mempunyai seorang adik kecil yang usianya beda jauh dari saya namaya adalah Jio. Ketika berumur 3 tahun Jio sangat suka menonton film Upin Ipin, ketika suatu saat di film  itu tentang menggosok gigi dan jika malas menggosok gigi, gigi nya akan berlubang dan sakit. Di episode itu juga ditunjukkan bagaimana Upin dan Ipin sedang menggosok gigi, adikku Jio pun langsung mengikutinya dan rajin menggosok gigi. Pada suatu saat ia juga mau menggambar atau melukis apa saja yang dilihatnya misalkan pesawat mainannya dan terkadang ia juaga mau membentu bentuk hewan dari tanah seperti pernah ia membentuk seekor buaya.(Glory Sepsi Sinaga)

Demikianlah penjelasan singkat dan contoh pembelajaran yang kami rangkum, semoga bermanfaat dan sampai jumpa di post saya selanjutnya ☺

sumber gambar : Google


Share:  

0 komentar:

Posting Komentar