Sabtu, 01 Juli 2017

Tes dan Evaluasi



Kali ini saya akan membahas tentang tes dan evaluasi dalam tugas resume materi 3 setelah UTS untuk tugas individu mata kuliah Psikologi Pendidikan

TES STANDAR DAN PENGAJARAN

Apa itu tes standar?
Tes standar atau tes yang dibakukan mengandung prosedur yang seragam untuk menentukan nilai dan administrasinya. Tes standar bias membandingkan kemampuan murid dengan murid lain pada usia atau level yang sama, dan dalam banyak kasus perbandingan ini dilakukan di tingkat nasional.

Tujuan tes standar
Tes standar biasanya bertujuan untuk :
·         Memberikan informasi tentang kemajuan murid
·         Mendiagnosis kekuatan dan kelemahan murid
·         Memberikan bukti untuk penempatan murid dalam program khusus
·         Memberikan informasi untuk merencanakan dan meningkatkan pengajaran atau instruksi
·         Membantu administrator mengevaluasi program
·         Memberikan akuntabilitas

Perhatian terhadap akuntabilitas telah menunculkan tes berbasis standar, yang menilai kemampuan/keahlian yang diharuskan dipunyai murid sebelum mereka naik ke kelas berikutnya atau ke jenjang universitas. Sedangkan tes beresiko tinggi adalah menggunakan tes dengan cara sedemikian rupa yang mengandung konsekuensi penting bagi murid, memengaruhi keputusan seperti apakah murid itu akan naik kelas atau lulus.

Kriteria untuk mengevaluasi tes standar
Diantara kriteria paling penting untuk mengevaluasi tes standar adalah norma, validitas, realibilitas, dan keadilan.

TES KECAKAPAN DAN PRESTASI

Ada dua tipe utama tes standar : tes kecakapan dan tes prestasi.

Membandingkan tes kecakapan dan prestasi
Tes kecakapan (aptitude test) didesain guna memprediksi kemamp[uan murid untuk mempelajari suatu keahlian atau menguasai sesuatu dengan pendidikan dan training tingkat lanjut. Tes kecajkapan ini mencakup tes kemampuan mental umum seperti tes kecerdasan (Stanford-binet, Wechsler scales, dan sebagainya). Sedangak tes prestasi dimaksudkan untuk mengukur apa yang telah dipelajari atau keahlian apa yang telah dikuasai murid. Namun perbedaan antara tes prestasi dengan tes kecakapan terkadang kabur. Kedua jenis tes ini menilai status murid, pertanyaan yang dipakai kebanyakan mirip, dan biasanya hasil dari dua jenis tes ini mempunyai korelasi yang tinggi.

Jenis-jenis tes prestasi standar
Ada sejumlah tes prestasi standar. Salah satu cara umum untuk mengklasifikasikannya dalah sebagai survey batteries, specific subject test atau diagnostic tests.
Survey batteries. Sebuah suvey battery adalah sekelompom tes pokok persoalan individual yang di desain untuk murid level tertentu. Survet batteries adalah tes standar nasional yang banyak digunakan. Beberapa baterai yang umum adalah tes California achievement, terra nova comprehensive test for basic skills, iowa tests of basic skills, metropolitan achievement test, dan Stanford achievement test series.
Test untuk subjek spesifik. Karna tes ini difokuskan pada area spesifik, tes ini biasanya menilai suatu keahlian secara lebih mendetaildan ekstensif ketimbang survey battery.
Tes diagnostic. Diagnostic testing terdiri dari evaluasi area pembelajaran spesifik secara relative mendalam. Tujuannya adalah menentukan kebutuhan pembelajran sp[esifik dari murid sehingga kebutuhan itu dapat dipenuhi melalui instruksi regular atau remedial.

Ujian Negara beresiko tinggi
Begara telah lama mewajibkan ujian atau tes tetapi penekanannya berubah belakangan ini. Sebelum 1990-an isinya tidak berhubungan erat dengan apa yang diajarkan dan dpelajari di kelas. Ujian Negara hanya memberikan tinjauan umum atas seberapa baik murid di suatu Negara bagian dalam nata pelajaran tertentu, terurtama membaca dan matematika.

Keuntungan dan penggunaan tes beresiko tinggi. Sejumlah pembuatan kebijakan berpendapat bahwa ujian Negara beresiko tinggi memberikan sejumlah efek p[ositif:
·         Meningkatkan kinerja murid
·         Lebih banyak waktu untuk mengajarkan pelajaran yang diujikan
·         Ekspektasi tinggi untukn semua murid
·         Identifikasi sekolah, guru, dan administrator yang berkinerja payah
·         Meningkatkan rasa percaya diri di sekolah setelah ujian naik


sumber :
Santrock, J.W. 2007. Psikologi Pendidikan (edisi kedua). (Penerj. Tri Wibowo B.S).
Jakarta: Kencana.



semoga bermanfaat dan sampai jumpa di post saya selanjutnya



Pengelolaan Kelas



Kali ini saya akan membahas tentang pengelolaan kelas dalam tugas resume materi 2 setelah UTS untuk tugas individu mata kuliah Psikologi Pendidikan

Mengelola Kelas

Manajemen kelas yang efektif akan memaksimalkan kesempatan pembelajaran murid. Secara historis dalam manajemen kelas guru dianggap sebagai pengatur. Dalam tren yang lebih menekankan pada pengajar, guru dianggap sebagai pemandu, coordinator dan fasilitator. Pada semua level pendidikan, manajer kelas yang baik mendesain lingkungan fisik kelas untuk pembelajaran yang optimal, menciptakan lingkungan yang positif untuk pembelajaran, membangun dan menegakkan aturan, mengajak murid bekerja sama, mengatasi problem secara efektif, dan menggunakan strategi komunikasi yang baik.

Dalam menganalisi lingkungan kelas, Walter Doyle (1986) mendeskripsikan enam karakteristik yang merefleksikan kompleksitas dan potensi problemnya:
·         Kelas adalah multidimensional
·         Aktivitas adalah secara simultan
·         Hal-hal terjadi secara cepat
·         Kejadian sering kali tidak bias diprediksi
·         Hanya ada sedikit privasi
·         Kelas punya sejarah

MENDESAIN LINGKUNGAN FISIK KELAS

Prinsip penataan kelas
Berikut ini empat prinsip dasar yang dapat dipakai:
·         Kurangi kepadatan di tempat lalu-lalang
·         Pastikan bahwa anda dapat dengan mudah melihat semua murid
·         Materi pengajaran dan perlengkapan murid harus mudah diakses
·         Pastikan murid dapat denagn mudah melihat semua presentasi kelas

Gaya penataan
Dalam penataan kelas ada beberapa gaya penataan seperti :

·         Gaya auditorium tradisional, semua murid duduk mengahadap guru

·         Gaya tatap muka, murid saling menghadap

·         Gaya off-set, sejumlah murid duduk dibangku tetapi tidak duduk berhadapan langsung satu sama lain

·         Gaya seminar, sejumlah besar murid duduk di susunan berbentuk lingkaran atau persegi atau bentuk U

·         Gaya klaster, sejumlah murid bekerja dalam kelompok kecil


MENCIPTAKAN LINGKUNGAN YANG POSITIF UNTUK PEMBELAJARAN

Strategi umum
Mencakup penggunaan gaya otoritatif dan manajemen aktivitas kelas secara efektif.

Menggunakan gaya otoritatif. Gaya manajemen kelas otoritatif berasal dari gaya parenting. Guru yang otorirtatif akan punya murid yang cenderung mandiri, tidak cepat puas, mau bekerja sama dengan teman, dan menunjukkan penghargaan diri yang tinggi. Gaya otoritatif bertebntangan dengan strategi otoritarian dan persimisif yang tidak efektif. Gaya manajemen kelas otoritarian adalah gaya yang restriktif dan punitive. Focus utamanya adalah menjaga ketertiban kelas bukan pada pengajaran dan pembelajaran. Guru otoriter sangat mengekang dan mengontrol murid dan tidak banyak melakukan percakapan dengan mereka. Dan muridnya cenderung pasif, tidak mau membuat inisiatif aktivitas, mengekspresikan kekhawatiran tentang perbandingan social, dan memilikki keterampilan komunikasi yang buruk. Sedangkan gaya manjemen kelas yang permisif memberi banyak otonomi pada murid tapi tidak memberi banyak dukungan untuk pengembangan keahlian pembelajaran atau pengelolaan perilajku mereka. Tidak mengejutkan, murid di kelas permidif ini cenderung punyta keahlian akademik yang tidak memadai dan control diri yang rendah.

Mengelola aktivitas kelas secara efektif. Berikut ini kita akan fkus pada beberapa perbedaan antara manajer kelompok kelas yang efektif dan tidak efektif dan tidak efektif. Maanajer kelas yang efektif :
·         Menunjukkan seberapa jauh mereka “mengikuti”
·         Atasi situasi tumpang-tindih secara efektif
·         Menjaga kelancaran dan kontinuitas pelajaran
·         Libatkan murid dalam berbagai aktivitas yang menantang

Mengajak murid bekerja sama

Menjalin hubungan positif dengan murid. Sebuah studi menemukan bahwa selain membuat aturan prosedur yang efektif , manajer kelas yang efektif juga menunjukkan perhatian pada murid. Perhatian ini menyebabkan kelas yang dirasakan aman dan nyaman bagi murid dan mereka merasa diperlakukan secara adil.

Mengajak murid untuk berbagi dan mengemban tanggung jawab. Beberapa pakar manajemen kelas percaya bahwa berbagi tanggung jawab dengan murid untuk membuat keputusan kelas akan meningkatkan komitmen atau kepatuhan murid pada keputusan itu.



sumber :
Santrock, J.W. 2007. Psikologi Pendidikan (edisi kedua). (Penerj. Tri Wibowo B.S).
Jakarta: Kencana.


semoga bermanfaat dan sampai jumpa di post saya selanjutnya

Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus


Kali ini saya akan membahas tentang pendidikan pada anak berkebutuhan khusus dalam tugas resume materi 1 setelah UTS untuk tugas individu mata kuliah Psikologi Pendidikan

Pelajar yang Tidak Biasa
Pelajar yang “tidak biasa” (exceptional) adalah anak-anak yang memiliki gangguan atau ketidakmampuan dan anak-anak yang tergolong berbakat.  Dahulu istilah “ketidakmampuan” (disability) dan “cacat” (handicap) dapat dipakai bersama-sama, namun kini kedua istilah itu dibedakan. Disability adalah keterbatasan funsi yang membatasi kemampuan seseorang. Handicap adalah kondisi yang duinisbahkan pada seseorang yang menderita ketidakmampuan.

1.       Gangguan Indra
·         Gangguan penglihatan (tuna netra)
Segelintir murid hanya diminta menggubnakan kacamata jika memiliki masalah pada mata mereka tetapi anak yang memiliki masalah yang serius pada mata mereka dapat dikategorikan memiliki penglihatan yang rusak. Ini termasuk murid yang menderita low vision dan murid buta. Penderita low vision punya jarak pandang antara 20/70 dan 20/200 apabila dibantu lensa korektif. Mereka dapat membaca dengan bantuan kaca pembesar. Anak yang educationally blind/ anak yang buta edukasional tidak bias menggunakan penglihatan mereka untuk belajar dan harus menggunakan pendengaran dan sentuhan mereka untuk belajar. Banyak anak buta ini memiliki kecerdasan normal dan berprestasi secara akademik apabila diberi dukungan dan bantuan belajar yang tepat.
·         Gangguan pendengaran (tuna rungu)
Banyak anak yang memiliki masalah pendengaran mendapatkan pengajaran tambahan di luar kelas regular. Pendekatan pendidikan untuk membantunya ada dua yaitu pendekatan oral dan manual. Pendekatan oral antara lain menggunakan metode membaca gerak bibir, speech reading, dan sejenisnya. Pendekatan manual adalah dengan bahasa isyarat dan mengeja jari. Bahasa iosyarat adalah system gerakan tangan yang melambangkan kata. Pengejaan jari adalah “mengeja” setiap kata dengan menandai setiap huruf dari satu kata.
2.       Gangguan fisik (tuna daksa)
Antara lain adalah gangguan ortopedik, seperti gangguan karena cedera di otak, dan gangguan kejang-kejang.
3.       Retardasi mental (tuna grahita)
Ciri utama retardasi mental adalah lemahnya fungsi intelektual. Selain intelegensinya rendah, anak dengan retardasi ental juga sulit menyesuaikan diri dan susah berkembang. Retardasi mental adalah kondisi sebelum usia 18 tahun yang ditandai dengan rendahnya kecerdasan dan sulit beradaptasi dengan kehidupan sehari-hari.
4.       Gangguan bicara dan bahasa
Antara lain masalah dalam bebicara seperti gangguan artikulasi, gangguan suara, gangguan kefasihan bicara dan problem bahasa seperti kesulitan menerima informasi dan mengekspresikan bahasa.

Ketidakmampuan Belajar
Mencakup problem dalam kemampuan mendengar, berkonsentarasi, berbicara, berpikir, memori, membaca, menulis, mengeja, dan atau keterampilan social. Meningkatkan kemampuan anak yang mengalami masalah dalam belajar ini adalah tugas sulit dan umumnya membutuhkan intervensi intensif agar mereka mampu memberikan hasil yang baik. Belum ada model program yang terbukti efektif untuk semua anak yang memiliki masalah ketidakmampuan belajar ini.

Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)
Adalah bentuk ketidakmampuan anak yang ciri-cirinya antara lain kurang perhatian, hiperaktif, dan impulsive. Banyak anak dengan ADHD sulit diatur, kurang toleransi terhadap rasa frustasi, dan punya masalah dalam berhubungan dengan teman sebaya. Sebab utama ADHD belum ditemukan akan tetapi ada pendapat tentang penyebabnya seperti rendahnya level neurotransmitter, abnormalitas prental, dan abnormalitas postnatal.
Gangguan perilaku emosional
Terdiri dari problem serius dan terus-menerus yang berkaitan dengan persoalan pribadi atau sekolah, dan juga berhubungan dengan karakteristik sosioemosional yang tidak tepat. Ada bermacam macam istilah untuk mendeskripsikan gangguan emosional dan perilaku, antara lain emotional disturbances, behavior disorders, dan maladjusted children. Istilah serious emotional disturbances (sed) baru baru ini dipakai untuk mendeskripsikan anak sdengan tipe problem ini yang membutuhkan pembelajaran tersendiri.

sumber :
Santrock, J.W. 2007. Psikologi Pendidikan (edisi kedua). (Penerj. Tri Wibowo B.S).
Jakarta: Kencana.

semoga bermanfaat dan sampai jumpa di post saya selanjutnya





Selasa, 11 April 2017

Power Point Observasi Kelompok 3


Ini adalah Power Point kelompok 3 yang membahas tentang hasil observasi kami pada sekolah dasar
Anggota - anggota pada kelompok 3 terdiri dari :
Ramadani Barus (16-007)
Wulan Azizah (16-012)
Hani Nur Yulianti (16-019)
Putri Ayuni (16-035)
Neforius Halawa (16-058)
Franisa M Ketaren (16 -060)
Glory Sepsi Sinaga (16-078)
Semoga Bermanfaat, dan sampai jumpa di postingan saya selanjutnya☺

Minggu, 09 April 2017

LAPORAN HASIL OBSERVASI DI SEKOLAH DASAR


Kali ini saya akan posting laporan hasil observasi kelompok saya yang dilakukan di sekolah dasar.

Anggota kelompok 3
·         Ramadani Barus (16-007)
·         Wulan Azizah (16-012)
·         Hani Nur Yulianti (16-019)
·         Putri Ayuni (16-035)
·         Neforius Halawa (16-059)
·         Franisa M Ketaren (16-060)
·         Glory Sepsi Sinaga (16-078)

KATA PENGANTAR
            Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas observasi ini dengan baik.
            Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu yang telah bersedia untuk memberikan tugas observasi ini serta membimbing kami didalam pelaksanaannya. Adapun tugas observasi ini sangatlah bermanfaat bagi kami untuk menambah pengetahuan serta mengaplikasikan ilmu kami ke praktek yang sesungguhnya.
            Tugas observasi ini kami lakukan dalam rangka untuk memenuhi persyaratan dalam mengikuti mata kuliah psikologi pendidikan dan untuk memenuhi persyaratan nilai tugas serta menambah pengalaman maupun pengetahuan  kami.
            Kami selaku penulis laporan hasil observasi ini menyadari akan ketidaksempurnaan dari penulisan hasil observasi kami. Oleh sebab itu kami ingin meminta maaf kepada dosen pengampu maupun pembaca sekalian. Apabila ada kesalahan kami mohon atas saran dari pembaca untuk memperbaiki serta menambah pengetahuan kami.


KELAS I REGULER
GURU PEMBIMBING : Pria, berusia 52 tahun
JUMLAH MURID :  Murid 22 ( 16 laki-laki dan 6 perempuan)
OBSERVASI DILAKUKAN PADA HARI JUMAT TANGGAL 31 MARET 2017
RUANGAN KELAS I REGULER SD AL AZHAR
·         Suasana kelas nyaman dengan berbagai gambar hewan dan kerajinan lainnya pada dinding.
·         Sekeliling kelas ditempel tugas dan hasil karya yang telah murid buat.
·         Di pojok ruang kelas disediakan tempat untuk sandal dan alat sholat seperti mukenah dan sajadah untuk murid.
   



PROSES PEMBELAJARAN
·         Pembelajaran berpola teacher-centered yaitu pembelajaran yang berpusat pada guru. tetapi murid aktif merespon ketika guru meminta respon mereka.
·         Guru sebelumnya telah membuat perencanaan dalam pengajaran dan menguasai bahan ajaranya.
·         Guru dapat mengontrol ketika kelas tidak kondusif dengan cara menegur murid dan menugaskan murid untuk membaca buku mereka dengan lantang ddidepan kelas.
·         Guru menegur murid yang sedang melakukan hal diluar belajar (memukul meja)
·         Murid diajarkan untuk menjaga kebersihan kelas dengan cara membuang sampah pada tempat sampah di pojok ruangan kelas.
·         Guru menjelaskan pelajaran dengan baik dan memberikan contoh dan mempraktikkan bahan ajaran agar murid diastikan  paham dengan bahan ajaran.
·         Guru sesekali memberikan pertanyaan yang membuat murid tertarik dan penasaran dengan jawabannya.
·         Guru memberikan murid kesempatan untuk menjawab dan murid yang ingin menjawab diharuskan untuk mengangkat tangan dan berdiri ketika menjawab.
·         Ketika murid merasa tidak nyaman dan merasa terganggu oleh temannya, murid segera melaporkan hal tersebut pada guru. meembuktikan bahwa murid memiliki minat yang tinggi terhadap bahan ajaran dan proses belajar.
·         Murid secara bergantian aktif merespon dan memberikan pertanyaan.
·         Ada beberapa anak dalam proses belajar cenderung bergerak dan aktif (berdiri). Tetapi pengajar tidak melarang hal tersebut selama kodisi kelas masih kondusif.
·         Murid  laki-laki lebih aktif memberikan respon dari pada murid perempuan.
·         Pada akhir jam pelajaran guru memberikan tugas (pekerjaan rumah) agar murid mengulang kembali pelajaran dirumah mereka.
  
  


KELAS IV PLUS
GURU PEMBIMBING          :          IBU  WAGINI,AMD
JUMLAH MURID                 :                      15 MURID
                                                            ( 6 Orang laki laki dan 9 orang perempuan)
NAMA-NAMA MURID       :  1)Aditya      6)Hanifah        11)Rahel 
    2)Hafiza      7)Jihan             12)Rizqa
    3)Alif          8)Aryanda       13)Sella
    4)Carissa     9)Reiga            14)Shifa
    5)Fikri         10)Nazla          15)syakia

RUANGAN KELAS IV PLUS AL AZHAR
·         Terdapat foto presiden dan wakil presiden serta gambar burung garuda yang berisikan lima pancasila di atas papan tulis
·         Terdapat globe dan bendera merah putih ,terdapat banyak gambar pahlawan ,rumah adat istiadat di Indonesia, alat music tradisional dan ada sebuah lukisan berupa ayat dari alqurann

·         Terdapat juga seperti hasil karya murid murid yang ada dilakukan secara berkelompok atau individu seperti daur hidup hewan dan hasil kreasi mereka berupa foto mereka ketika kecil yang menghiasi dinding kelas


·         Dan ada hasil karya berup hasil alam Indonesi,gambar gambar atlet atlet Indonesia  serta gambar berup hasil karya seperti rempah rempah yang begitu unik serta fortofolio mereka
              
                               


PROSES PEMBELAJARAN


Ø  Ibu guru bertanya tentang pelajaran hari hari sebelumnya dan murid-murid mampu menjawab dengan semangat (mengenai daur ulang kupu kupu dan kucing)
Ø  ketika  guru bertanya, murid-murid sudah terbiasa mengangkat tangan an menjwab dan sangat berani walaupun jawaban mereka salah
Ø  murid murid belajar dengan kondusif

Ø  sebelum memulai bab selanjutnya yang akan dibahas ,ibu guru menjelaskan tujuan pembelajaran dari bab tersebut
Ø  murid murid kelas IV sudah bisa menjelaskan apa yang tampak pada buku meskipun yang terlihat hanya sebatas gambar
Ø  guru mengajar sesekali dengan candaan yang membuat murid muridnya tertawa dalam artian murid murid sudah bisa menanggapi dengan baik
Ø  ketika membaca sebuah kisah atau cerita yang berjudul “penari gandrung dari banyuwangi” yang membaca adalah salah satu siswa dan yang lain menyimak dengan baik ( hal ini dapat diliihat ketika ibu guru menyuruh salah satu murid untuk menyambungkan atau membaca lanjutan cerita dan si murid yang tadi membaca berhenti)
Ø  ibu guru bertanya mengenai kesimpulan , murid-murid mampu menjelaskan
Ø  kemudian ibu guru memberikan latihan mengenai cerita tersebut,dan murid murid mengerjakan latihan dengan kondusif di bawah pengawasa guru
Ø  murid murid mengerjakan latihan dengan kondusif
Ø  ibu guru mengawasi,memeriksa murid murid dalam mengerjakan latihan bahkan dalam hal tulisan sekalipun
Ø  guru memberikan waktu 10 menit untuk mengerjakan tugas,namu belua ada satupun murid yang selesai mengerjakan tugas tersebut
Ø  pada 5 menit pengerjaan tugas,kelas masih kondusif namun perlahan lahan ada beberapa murid murid berdiskusi
Ø  kemudian salah satu murid membacakan hasil tugasnya ,dan guru mengoreksi mana yang salah dan mengajarkannya kembali pada murid (menjelaskan bagaimana seharusnya sikap dan ketrampilan seorang penari dan apa perbedaan sikap dan ketrampilan itu)
Ø  ibu guru pun mengumpulkan latihan dan memperbaiki jawaban yang kurang pas
Ø  ketika ada seorang murid yang disuruh ole ibu guru ,masih ada yang ragu dn malu malu bahkan menolak
Ø  mereka juga diajari membuat tanggal hari tersebut di buku catatan didalam bahasa inggris (hal ini terlihat dari buku murid murid yang kompak membuat tanggal dalam bahasa inggris)
Ø  terkadang masih ada murid yang mengadu ketika temanya, yang melakukan kejahilan
Ø  ketka dalam pelajaran “puisi”dan guru menyuruh murid membaca ,murid murid tidak ada yang berani maju
                 

Ø  jika ada kata kata yang sulit  (dalam pelajaran bahasa Indonesia) ibu guru menyurh murid untuk membuka kamus
Ø  sang guru benar benar memperhatikan murid muridnya derngan sangat baik


KELAS V REGULER                                                       
GURU PEMBIMBING : wanita, berusia 26 tahun
JUMLAH MURID : 21 Murid (10 laki-laki dan 11 perempuan)
OBSERVASI DILAKUKAN PADA HARI JUMAT TANGGAL 31 MARET 2017
   


RUANGAN KELAS V REGULER SD AL AZHAR
·         Suasana kelas nyaman dengan nuansa abu-abu dan gorden berwarna hijau.
·         Sekeliling kelas ditempel tugas dan hasil karya yang telah murid buat.
·         Di pojok ruang kelas disediakan tempat untuk sandal dan alat sholat seperti mukenah dan sajadah untuk murid.
  


PROSES PEMBELAJARAN
·         Pembelajaran berpola teacher-centered yaitu pembelajaran yang berpusat pada guru.
·         Guru sebelumnya telah membuat perencanaan dalam pengajaran.
·         Guru dapat mengontrol ketika kelas tidak kondusif dengan cara menegur murid.
·         Guru dapat menenangkan murid yang berebut saat bertanya dengan cara membuat urutan.
·         Jika ada hal yang tidak jelas, guru mengulangi dengan menanyakan apa yang ingin murid tanyakan sebelumnya.
·         Guru menegur murid yang sedang melakukan hal diluar belajar (menggunting kertas)
·         Murid diajarkan untuk menjaga kebersihan kelas dengan cara membuang sampah pada tempat sampah di pojok ruangan kelas.
·         Guru menjelaskan pelajaran dengan baik dan memberikan contoh agara murid lebih paham.
·         Guru sesekali memberikan pertanyaan yang membuat murid tertarik dan penasaran dengan jawabannya.
·         Guru memberikan murid kesempatan untuk menjawab dan murid yang ingin menjawab diharuskan untuk mengangkat tangan dan berdiri ketika menjawab.
·         Guru menegur murid yang tidak berpakaian lengkap dan rapi.
         
   



KESIMPULAN
Dari hasil penelitian proses pembelajaran yang spesifik di SD AL AZHAR.dapat disimpulkan bahwasanya pembelajarannya menggunakan prinsip teacher-centered dimana guru yang mengatur dan memegang kendali dalam proses belajar mengajar. Meski begitu, murid yang aktif dalam hal respon tetap lebih banyak dan sedikit murid yang pasif saat proses belajar. Dikarenakan guru aktif memberikan dorongan dan dukungan kepada murid untuk memberikan tanggapan dan memberikan kesempatan bertanya jika ada yang tidak dimengerti dengan bahan ajaran. Dengan ruangan kelas yang layak dan nyaman juga terdapat berbagai hiasan dan pajangan yang dapat memberikan pemahaman tambahan terhadap, sehingga murid murid memiliki tingkat kognitif yang cukup baik artinya mengikutu pembelajaran dengan baik,dapat berkreatifitas dengan baik. Meskipun dari beberapa murid masih kurang dalam hal sikap, namun guru dapat mengarahkan dengan baik sehingga mempengaruhi sikap dan ketrampilan si murid.
Dapat diamati juga tingkat intelegensi murid berbeda beda,hal ini dapat dilihat dari mereka yang cekatan,yang berani menjawab dan bahkan ada yang masih menolak ketika disuruh. Tak jarang guru juga memberikan pujian ketika murid berani menyampaikan sesuatu dan berani maju kedepan kelas, hal tersebut memberikan motivasi bagi murid agar berlomba lomba menjadi aktif didalam kelas.
Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung pada pengajar pada jenjang sekolah dasar dan memiliki motivasi tinggi yang membuat peserta didik lebih mudah mencapai target belajar dan hal ini sudah teraplikasi di SD AL AZHAR.

DESAIN POSTER


TESTIMONI

·         Ramadani Barus (16-007)
Menurut saya dengan mengopservasi langsung seperti ini sangan mengesankan dan menyenangkan bagi saya. karna saya merasa lebih menyenangkan apabila mengopservasi secara langsung dan meneliti dengan langsung juga, dan mengesankan berjumpa dengan siswa/i yang lucu" dan masih polos, dan saya juga dapat melatih kesabaran dalam menanggapi tingkah nakal, canda, dan jenaka mereka, apalagi yang saya observasi adalah siswa/i Sekolah Dasar yang masih senang dalam bermain.

·         Wulan Azizah (16-012)
Tugas Observasi ini menurut saya menyenangkan,karena saya bisa langsung berinteraksi langsung dengan yang ingin diteliti,walaupun dalam proses nya cukup ada kendala,,tapi itu merupakan pengalaaman dan pelajaran berharga ,dan dengan adanya observasi ini saya lebih mudah memahami materi dan tujuannya

·         Hani Nur Yulianti (16-019)
Menurut saya tugas observasi ini membuat saya mengenal lebih dalam teman sekelompok yang belum pernah sekelompok dengan saya sebelumnya dan membuat kami bersabar dan teliti pada prosesnya.

·         Putri Ayuni (16-035)
Observasi ini adalah observasi yang pertama kali saya lakukan semenjak menjalani study di Fakultas Psikologi USU dimana berkesempatan untuk mngobservasi secara langsung siswa(i) yang bersekolah di SD AL AZHAR MEDAN. hal ini memberikan pengalaman yang berharga. Karena dari teori yang sudah saya pelajari pada mata kuliah psikologi pendidikan, maka di sinilah saya benar-benar bisa mengaplikasikan dan mengetahui dengan jelas contoh real dari teori yang ada. Selain itu, observasi ini sangat berguna untuk mengasah daya analisa kita terhadap suatu fenomena real dengan berpedoman pada teori yang sudah ada. Sehingga menurut saya sangat berguna.

·         Neforius Halawa (16-058)
Observasi ini secara keseluruhan berjalan dengan baik, walaupun prosesnya agak susah tapi itu tidak menjadi masalah. Kekompakan dan kerjasamalah yang menjadikan observasi ini bisa berhasil.

·         Franisa M Ketaren (16-060)
Menurut saya kegiatan mengobservasi ini sangatlah efektif. karena saya dituntut untuk mampu meneliti serta memahami secara langsung praktek dari materi perkuliahan psikologinpendidikan yaitu proses pembelajaran atau proses belajar mengajar. metode perkuliahan ini membantu saya untuk mendalami materi yang sebelumnya sedikit membuat saya bingung karena dengan mengobservasi saya bisa mempraktekkan langsung teori teori yang telah saya pelajari dan menambah pemahaman saya.

·         Glory Sepsi Sinaga (16-078)
Menurut Saya observasi ini memberikan pengalaman baru bagi saya
tadinya saya agak sedikit gugup tapi setelah dijalan bersama teman teman menjadi pengalaman tersendiri dimana bisa melihat langsung anak anak sekolah dasar dalam proses pembelajaran



Semoga bermanfaat dan sampai jumpa di postingan saya selanjutnya ☺